Sabtu, 14 Maret 2020

Pengertian pantun, ciri-ciri Pantun, dan jenis-jenis pantun

Pantun merupakan salah usatu jenis puisi lama, salah satu ciri puisi lama adalah terikat dengan syarat-syarat tertentu. Akhir-akhir ini pantun begitu sangat populer karena sering kita jumpai dalam program hiburan di layar televisi nasional

dengan berbagai jenisnya, sehingga masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan karya sastra yang satu ini. Selain itu pantun juga merupakan materi pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar, sehingga ada baiknya kita mempelajari isi pantun, karena pantun juga merupakan warisan budaya yang harus kita lestarikan keberadaannya. Dengan mempelajari pantun berarti kita juga ikut serta dalam melestarikan warisan budaya bangsa. Berikut adalah hal-hal yang perlu kita ketahui dalam mempelajari pantun.

Pengertian Pantun

Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang terikat dengan aturan-aturan tertentu. Dan untuk dapat mengetahui puisi lama yang termasuk pantun, ada baiknya kita pelajari ciri-ciri pantun dibawah ini, agar kita dapat membedakan mana puisi lama yang termasuk pantun dan mana yang bukan pantun.

Ciri-ciri Pantun

Ciri-ciri pantun yang umumnya kita pernah dengar atau pernah kita pelajari ada empat, yaitu :

1. Pantun memiliki satu bait yang terdiri dari empat baris/larik

Bait adalah nama lain dari sebuah paragraf atau alinea dalam sebuah prosa ataupun karangan, namun dalam dunia puisi paragraf  lebih lazim disebut dengan bait. Dan pantun merupakan puisi lama yang sangat terikat dengan jumlah bait. Membuat pantun hanya dibatasi satu bait dan ditentukan hanya empat baris/larik dalam setiap baitnya. Ini merupakan aturan yang sangat mengikat dan ketat dalam membuat pantun, sehingga apabila dibuat lebih dari satu bait atau lebih dari empat baris/larik maka tak dapat disebut dengan pantun.

2. Setiap baris terdiri dari 8 -12 suku kata

Membuat pantun hendaknya memperhatikan jumlah suku kata yang harus kita gunakan dalam setiap baris/larik. Hendaknya jumlah suku kata yang digunakan tidak kurang dari 8 suku kata dan tidak lebih dari 12 suku kata agar pantun tidak terlalu pendek atau tidak terlalu kepanjangan.

3. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi pantun

Salah satu ciri pantun adalah diawali dengan pengantar yang puitis, walaupun pengantar ini tidak berhubungan langsung dengan isi pantun, namun menggambarkan tentang peristiwa ataupun kebiasaan yang terdapat di tengah-tengah masyarakat. Pengantar inilah yang biasanya disebut dengan sampiran.
Untuk masalah penempatannya sampiran selalu terdapat pada baris pertama dan baris kedua pada pantun, sedangkan baris ketiga dan baris keempat selalu menjadi isi pantun yang berisi tentang maksud dan tujuan untuk apa pantun tersebut dibuat.

4. Pantun bersajak/berima a-b-a-b atau a-a-a-a

Rima atau sajak adalah persamaan bunyi disetiap akhir baris puisi. Dulu penulis selalu beranggapan bahwa rima pantun harus a-b-a-b, namun beberapa tahun terakhir ini penulis mendapatkan informasi dari teman guru yang sangat ahli dalam Bahasa Indonesia, namanya ibu Rusiah, beliau mengatakan bahwa pantun tidak harus berima a-b-a-b, namun pantun juga sah bila bersajak a-a-a-a. Karena beliau sering mendapatkan pelatihan Bahasa Indonesia, maka penulis percaya saja dengan apa yang dikatakannya.
Yang dimaksud dengan rima a-b-a-b adalah baris pertama mempunyai kesamaan bunyi dengan baris ketiga sedangkan baris pertama mempunyai kesamaan bunyi dengan baris keempat.
Yang dimaksud dengan rima a-a-a-a adalah baris pertam, baris kedua, baris ketiga dan baris keempat memiliki bunyi yang sama 

Jenis-jenis Pantun

1. Pantun anak

Pantun anak adalah pantun yang isinya khusus tentang dunia anak-anak, sehingga bahasa yang digunakan pun biasanya mudah dipahami anak-anak, contohnya :


Pergi ke sawah menanam padi

Sawah dibajak dengan sapi

Jadi anak yang baik hati

Tentu tahu balas budi

2. Pantun agama

Pantun agama adalah pantun yang didalamnya terdapat nilai-nilai dan prinsip keagamaan. Biasanya berisi tentang pengetahuan agama, akhlak serta perintah dan larangan dalam agama, contohnya :


Kalau sudah duduk berdamai

Jangan lagi diajak berperang

Kalau sunnah sudah dipakai

Jangan lagi dibuang-buang.

3. Pantun nasihat

Pantun nasihat adalah pantun yang menjelaskan sendi kebaikan dalam bermasyarakat yang kemudian disampaikan melalui peraturan estetika kata, contohnya :


Apalah tanda kayu meranti

Kayunya rampak melambai angin

Apalah tanda melayu sejati

Ilmunya banyak, belajarpun rajin

4. Pantun jenaka

Pantun jenaka merupakan pantu yang banayak dijumpai dalam berbagai acara, misalnya acara pernikahan adat betawi maupun melayu. Pantun jenaka bertujuan untuk menghibur orang kadang juga untuk menyindir, bahasa yang dipakai biasanya lucu.


Pohon manggis di tepi rawa

Tempat nenek tidur beradu

Sedang menanggis nenek tertawa

Melihat kakek bermain gundu

5. Pantun tek-teki

Pantun teka-teki adalah pantun yang berisi tebakan atau teka-teki. Untuk melengkapi pantun teka-teki biasanya dibutuhkan jawaban. Berikut contohnya :


Kalau tuan bawa keladi

Bawakan juga si pucuk rebung

Kalau tuan bijak bestari

Binatang apa tanduk di hidung

6. Pantun adat istiadat

Pantun ini berisi ungkapan tradisi dari leluhur, sehingga harus dipelihara dan tak boleh dilupakan. Fungsi pantun adat istiadat merupakan bentuk peraturan atau norma dalam masyarakat. Berikut contohnya:


Lebat daun bung di tanjung

Berbau harum bunga cempaka

Adat dijaga pusaka dijunjung

Baru dipelihara adat pusaka

Demikianlah sedikit penjelasan tentang pantun yang penulis sajikan, mudah-mudahan dapat membantu bagi siapa saja yang telah membacanya, kurang lebihnya penulis ucapkan terima kasih.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar